MENGAPA ANGGAPAN “DI MASA DEPAN
KEBENARAN TEORI EVOLUSI AKAN TERBUKI” ADALAH SALAH?
Ketika mereka sudah tersudut, ada
di antara para pendukung teori evolusi yang mengandalkan kata-kata: “Bahkan
kalau pun penemuan ilmiah masa kini tidak menegaskan kebenaran evolusi, teori
ini akan terbukti dengan perkembangan ilmu yang terjadi di masa yang akan
datang.”
Ini adalah titik awal pengakuan
kekalahan kaum evolusionis di arena ilmiah. Bila kita membaca yang tersirat,
maka kita akan mendapatkan: “Ya, kami,
para pendukung evolusi, mengakui bahwa berbagai penemuan di bidang ilmiah tidak
mendukung teori kami. Oleh sebab itulah, tidak ada alternatif lain bagi kami
selain menunda perihal ini ke masa depan.”
Akan tetapi, ilmu pengetahuan
tidak bekerja dengan cara berpikir seperti demikian. Seorang ilmuwan seharusnya
tidak lebih dahulu meyakini sebuah teori secara buta, sambil berharap, suatu
saat nanti, bukti atas kebenaran teori itu akan muncul. Ilmu pengetahuan
memeriksa semua bukti yang ada, lalu menyimpulkannya. Karena itu, para ilmuwan
seharusnya menerima adanya fakta “rancangan”, atau dengan kata lain fakta
penciptaan, yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Akan tetapi, propaganda dan
bujukan evolusionis masih mampu mempengaruhi orang, terutama yang tidak begitu
paham tentang teori ini. Oleh sebab itu, ada baiknya bila ketiga pertanyaan
berikut ini dijawab secara lengkap dan jelas:
Kita dapat menguji keabsahan
teori evolusi dengan tiga pertanyaan dasar:
1. Bagaimana sel hidup pertama muncul?
2. Bagaimana satu spesies dapat berubah menjadi spesies
lain?
3. Adakah bukti dalam catatan fosil bahwa makhluk hidup
memang melalui proses seperti itu?
Sejumlah besar penelitian selama
abad ke-20, telah dilakukan untuk menjawab ketiga pertanyaan di atas -
pertanyaan yang harus dijawab oleh teori evolusi. Akan tetapi,
penelitian-penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa teori evolusi
tidak dapat menjelaskan tentang kehidupan. Ini terlihat jelas dalam pembahasan
yang lebih mendalam dari ketiga pertanyaan di atas:
1. Pertanyaan tentang
munculnya “sel pertama” adalah persoalan sulit yang paling mematikan bagi
pendukung teori evolusi. Hasil berbagai penelitian yang berkenaan dengan hal
ini menunjukkan bahwa kemunculan sel pertama tidak dapat dijelaskan oleh konsep
“kebetulan”. Fred Hoyle menyatakan hal itu sebagai berikut:
Peluang munculnya makhluk hidup
dengan cara ini adalah sebanding dengan peluang angin tornado yang menyapu
lahan penimbunan barang-barang bekas dan kemudian merakit sebuah pesawat Boeing
747 dari bahan-bahan yang ada di dalamnya. 63
Berikut ini adalah sebuah contoh
untuk melihat kontradiksi pada kaum evolusionis. Ingatlah contoh terkenal dari
William Paley, dan bayangkanlah seseorang yang seumur hidupnya belum pernah
melihat jam dinding. Orang itu hidup di pulau terpencil, dan suatu hari
menemukan sebuah jam dinding. Bagi orang yang belum pernah melihat sebuah jam
dinding dari jarak 100 meter, dia tidak bisa menentukan apa benda tersebut
sebenarnya, dan mungkin tidak bisa membedakannya dari fenomena alam lain yang
disebabkan oleh angin, pasir dan tanah. Namun ketika orang tersebut semakin
dekat, hanya dengan melihatnya, dia akan menyadari bahwa jam itu adalah hasil
suatu rancangan. Ketika lebih dekat lagi, dia tidak akan ragu sedikit pun.
Tahap berikutnya, mungkin dia memeriksa berbagai bagian dari jam tersebut, dan
juga sentuhan seni yang tampak jelas padanya. Ketika dia membuka tutup mesin
jam dan mencermatinya, dia akan melihat bahwa di dalam jam tersebut terdapat
akumulasi pengetahuan yang lebih besar, dibandingkan dengan apa yang terlihat
dari luar. Benda ini adalah hasil kecerdasan. Setiap langkah penelitian
selanjutnya akan menjadikan analisis ini semakin pasti.
Sebagaimana paparan di atas, kebenaran
tentang makhluk hidup muncul ke permukaan seiring dengan ilmu pengetahuan yang
semakin maju. Kemajuan ilmiah telah mengungkapkan kesempurnaan makhluk hidup,
baik di tingkat sistem, organ, jaringan, sel, maupun di tingkat molekul. Dengan
semakin mendalamnya pengetahuan kita tentang semua hal tersebut, kita mampu
melihat dengan lebih jelas sisi yang menakjubkan dari rancangan-rancangan yang
ada. Evolusionis abad ke-19, yang beranggapan bahwa sel adalah suatu gumpalan
mungil karbon, berada pada situasi yang sama dengan orang yang melihat jam
dinding dari jarak 100 meter seperti dalam cerita di atas. Tapi di masa kini,
sangatlah sulit untuk menemukan satu pun ilmuwan yang tidak mengakui bahwa
masing-masing bagian dari sel adalah sebuah hasil karya dan seni serta
rancangan yang sangat hebat. Bahkan pada membran dari sebuah sel yang kecil,
yang memiliki sifat “penyaring selektif”, terdapat kecerdasan dan rancangan
yang luar biasa. Membran tersebut mengenali berbagai atom, protein, dan molekul
yang berada di sekelilingnya, seolah-olah memiliki pikirannya sendiri. Membran
hanya akan membiarkan partikel-partikel yang dibutuhkan masuk ke dalam sel.
(Untuk lebih jauh lagi, bacalah karya Harun Yahya, Consciousness in the Cell). Tidak seperti jam dinding tadi (yang
kecerdasan rancangannya masih terbatas), organisme hidup adalah bukti
kecerdasan dan rancangan yang menakjubkan. Penelitian-penelitian atas struktur
makhluk hidup yang semakin mendalam dan luas ini, yang sejauh ini baru saja
mengungkapkan sebagian kecil dari rancang-bangun dan fungsinya, bukanlah
membuktikan evolusi, melainkan memungkinkan kita untuk memahami kebenaran
penciptaan dengan lebih baik.
2. Kaum evolusionis
berpendapat, bahwa satu spesies dapat berubah menjadi spesies lain, melalui
mutasi dan seleksi alam. Seluruh penelitian yang telah dilakukan dan berkaitan
dengan masalah ini, menunjukkan bahwa kedua mekanisme tidak memiliki pengaruh
evolusioner yang demikian. Colin Patterson, seorang ahli paleontologi senior
Museum Natural History di London,
menekankan fakta ini sebagai berikut :
Tak ada
yang pernah menghasilkan satu spesies melalui mekanisme seleksi alam. Tidak seorang pun
hampir pernah menghasilkannya, dan kebanyakan debat neo-Darwinisme sekarang
adalah seputar masalah ini.64
Penelitian tentang mutasi menunjukkan bahwa proses tersebut tidak
bersifat evolusioner. Ahli genetika dari Amerika, B. G. Ranganathan, berkata:
Pertama, mutasi sejati amat
jarang terjadi di alam ini. Kedua, kebanyakan mutasi adalah berbahaya, karena
perubahan struktur gen terjadi secara acak, bukan teratur. Perubahan acak apa
pun pada sistem dengan tingkat keteraturan tinggi akan merusak, bukan
memperbaiki. Contohnya, bila gempa bumi mengguncangkan sebuah struktur yang
teratur, misalnya sebuah gedung, akan terjadi perubahan acak dalam kerangka
bangunan tersebut yang, dalam segala kemungkinan, tidak akan memunculkan
perbaikan.65
Seperti yang telah kita saksikan,
apa yang disebutkan dalam teori evolusi sebagai mekanisme pembentuk spesies
baru, sebenarnya sama sekali tidak berdampak dan justru merusak. Sekarang, kita
memahami bahwa kedua mekanisme ini – yang diajukan di saat ilmu dan teknologi
belum mencapai tingkat yang cukup tinggi untuk membuktikan ketidakabsahan
pendapat yang hanya merupakan khayal ini – tidak memiliki pengaruh perkembangan
maupun evolusi.
3. Fosil juga menunjukkan bahwa
makhluk hidup tidaklah muncul sebagai akibat proses evolusi. Makhluk hidup
muncul secara tiba-tiba, sebagai hasil “rancangan” yang sempurna. Semua fosil
yang telah ditemukan menegaskan hal ini. Niles Eldredge, ahli paleontologi dari
Universitas Harvard dan pengawas di American
Museum of Natural History menjelaskan bahwa tak mungkin fosil yang dapat
ditemukan di masa depan akan dapat mengubah keadaan ini:
Catatan fosil meloncat-loncat,
dan semua bukti yang ada menunjukkan bahwa catatan itu benar adanya:
celah-celah yang kita lihat menunjukkan kejadian sebenarnya dalam sejarah
makhluk hidup – bukan artefak catatan fosil yang tidak lengkap. 66
Robert Wesson, seorang pakar asal
Amerika lain, menyatakan dalam bukunya Beyond
Natural Selection di tahun 1991, bahwa “celah-celah dalam catatan fosil
adalah nyata dan luar biasa”. Ia menjelaskan pernyataannya sebagai berikut:
Celah-celah dalam catatan fosil
itu memang sungguhan. Ketiadaan catatan akan percabangan yang penting sungguh
luar biasa. Spesies-spesies biasanya terdapat dalam keadaan tetap, atau nyaris
tetap, untuk jangka waktu yang lama; jarang terlihat adanya evolusi suatu
spesies menjadi spesies yang baru, atau tidak pernah terlihat adanya evolusi
suatu genus menjadi genus yang baru.
Yang ada adalah pergantian satu
oleh yang lain, dan perubahan bisa dikatakan berlangsung mendadak. 67
Kesimpulannya, setelah sekitar
150 tahun berlalu sejak pertama kalinya teori evolusi diusulkan, sejak itu pula
penemuan-penemuan di bidang ilmiah selalu menunjukkan bukti-bukti yang
menentangnya. Semakin diteliti, semakin banyak bukti yang menunjukkan
penciptaan yang sempurna, dan kian dipahami bahwa kemunculan makhluk hidup dan
variasinya akibat faktor kebetulan adalah mustahil. Setiap penelitian
mengungkapkan bukti baru akan adanya rancangan pada makhluk hidup, sehingga
fakta penciptaan semakin jelas. Sejak masa Darwin, setiap dasawarsa yang
berlalu kian mengungkapkan ketidakabsahan teori evolusi.
Singkatnya, kemajuan ilmiah tidak
mendukung teori evolusi. Oleh sebab itu, perkembangan di masa depan juga tak
akan mendukung, malah akan semakin memperjelas ketidakabsahan teori ini.
Tidak benar apabila dikatakan
bahwa evolusi adalah sesuatu yang belum bisa dijawab atau diterangkan oleh ilmu
pengetahuan. Juga tidak benar bahwa evolusi bisa dibuktikan di masa yang akan
datang. Ilmu pengetahuan modern telah menyangkal teori evolusi di segala
bidang, dan menunjukkan bahwa dari sudut pandang mana pun, proses evolusi
mustahil terjadi. Adanya upaya untuk mempertahankan kepercayaan ini dengan
mengatakan bahwa evolusi akan dibuktikan di masa depan, merupakan hasil dari
pola pikir khayal dan mimpi kaum Marxist dan lingkungan materialis yang melihat
evolusi sebagai penyokong ideologi mereka. Mereka, dengan demikian, hanyalah
mencoba menghibur diri dari rasa putus asa.
Karena itu, gagasan bahwa
“evolusi akan terbukti di masa depan” tak berbeda dengan berkata “di masa depan
akan terbukti bahwa Bumi terletak di punggung seekor gajah”.
17
MENGAPA PERISTIWA METAMORFOSIS
BUKANLAH BUKTI KEBENARAN TEORI EVOLUSI?
Beberapa jenis hewan mengalami
perubahan fisik agar dapat bertahan dan beradaptasi dengan kondisi alam yang
berubah-ubah. Proses ini dikenal sebagai metamorfosis. Mereka yang tak begitu
memahami biologi, serta mereka yang mendukung teori evolusi, kadang-kadang
mencoba menggambarkan proses itu sebagai bukti evolusi. Sumber-sumber yang
menyatakan metamorfosis sebagai “contoh evolusi” adalah omong kosong. Hal ini
merupakan hasil propaganda dangkal dan sempit, yang bertujuan menyesatkan
mereka yang kurang paham tentang perihal ini, pendukung evolusi yang masih
baru, serta guru-guru biologi Darwinis yang tidak benar-benar tahu masalahnya.
Para ilmuwan yang dianggap ahli dalam bidang evolusi, dan memahami kebuntuan
dan pertentangan dalam teori ini, seringkali bersikap segan bila harus
mengungkapkan pernyataan yang menggelikan ini. Sebab, mereka tahu betapa
pendapat tersebut tidak masuk akal …
Kupu-kupu, lalat dan lebah adalah
beberapa contoh hewan yang dikenal mengalami proses metamorfosis. Katak, yang
mula-mula hidup di air lalu pindah ke darat, merupakan contoh yang lain. Hal
ini tak ada kaitannya dengan evolusi, karena teori evolusi berusaha menjelaskan
proses munculnya keberagaman di antara makhluk hidup melalui peristiwa mutasi
yang terjadi secara tidak disengaja. Akan tetapi, metamorfosis tidak memiliki
kesamaan apa pun dengan pernyataan tersebut. Metamorfosis merupakan proses yang
sudah direncanakan, dan tidak ada kaitannya dengan mutasi ataupun faktor
kebetulan. Metamorfosis tidaklah disebabkan oleh kebetulan. Penyebab proses ini
adalah data genetis yang sudah menjadi bagian terpadu makhluk tersebut sejak
lahir. Misalnya, katak memiliki informasi genetis yang memungkinkannya hidup di
darat serta di bawah permukaan air. Bahkan saat masih berbentuk larva, seekor
nyamuk memiliki informasi genetis tentang bentuk pupa dan dewasa. Hal serupa
juga terdapat pada semua hewan yang mengalami metamorfosis.
Metamorfosis adalah bukti
penciptaan
Penelitian ilmiah terakhir
tentang metamorfosis telah menunjukkan bahwa peristiwa metamorfosis adalah
proses rumit yang dikendalikan oleh beberapa gen yang berlainan. Dalam
metamorfosis katak, misalnya, proses yang menyangkut ekor dikendalikan oleh
lebih dari dua belas gen. Artinya, proses
pembentukan ekor terjadi berkat adanya kerja sama antara beberapa bagian. Ini
merupakan proses biologi yang menunjukkan ciri irreducible complexity, atau “kerumitan tak tersederhanakan”, yang
berarti metamorfosis adalah bukti akan adanya penciptaan.
Irreducible
complexity adalah konsep dalam
dunia ilmiah yang diungkapkan oleh Profesor Michael Behe, ahli biokimia yang
dikenal atas penelitiannya yang membuktikan ketidakabsahan teori evolusi. Arti
konsep ini adalah organ dan sistem kompleks berfungsi sebagai hasil kerja sama
berbagai bagian penyusunnya, dan jika saja satu bagian terkecil tidak
berfungsi, maka seluruh sistem atau organ akan berhenti pula. Struktur yang
rumit ini tidak mungkin muncul secara kebetulan, berubah sedikit demi sedikit
seperti yang diungkapkan oleh teori evolusi. Yang terjadi dalam peristiwa
metamorfosis adalah irreducible
complexity (kerumitan tak tersederhanakan). Proses metamorfosis terjadi
melalui keseimbangan dan pewaktuan hormon yang sangat teliti, yang dipengaruhi
oleh beragam gen. Kesalahan terkecil sekali pun akan mengakibatkan kematian
makhluk hidup tersebut. Oleh sebab itu, tidak mungkin proses serumit ini dapat
terjadi secara kebetulan dan bertahap. Karena kesalahan sekecil apa pun akan
mengakibatkan kematian hewan tersebut, adalah mustahil menjelaskan peristiwa
ini dengan mekanisme “trial and error”
(coba-coba) atau seleksi alam, seperti pendapat evolusionis. Tidak ada satu pun
makhluk yang dapat bertahan berjuta-juta tahun, untuk menunggu bagian tubuh
yang diperlukannya muncul secara kebetulan.
Mengingat semua hal di atas, jelaslah bahwa metamorfosis tidak
membuktikan kebenaran teori evolusi, seperti yang diasumsikan oleh sebagian
orang yang kurang paham tentang metamorfosis. Sebaliknya, apabila kita
renungkan betapa rumitnya proses dan sistem pengendali metamorfosis,
hewan-hewan yang mengalami metamorfosis adalah bukti yang jelas akan fakta
penciptaan.
uage� * > l p�* ��) yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (QS. As Sajdah, 32:4)
Kata “hari” dalam ayat itu, atau yawm dalam bahasa Arab, juga berarti
selang waktu yang panjang. Dengan kata lain, Al Qur’an menyebutkan bahwa
kehidupan diciptakan dalam beberapa masa yang berbeda, tidak sekaligus.
Penemuan di bidang geologi di zaman modern memberikan gambaran yang menegaskan hal
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar